bertemu tiba-tiba denganmu. wahai ruh akanan tiba yang menggenggam telunjuk dengan jemari mungil halusmu. senyum menyemburat di seantero wajahmu. kubiarkan terang semakin terang. di hidupku kecilku. kasihku lebih padamu. kau masih saja tersenyum, kasihku. mulutmu melahirkan eja disetiap detik, kemudian tawa manjamu menyusupi sela eja, “aa-yah. a-a-yah.” ahaaaaiii..saat itu sampah harum bagi hidung. sakit nitkmat bagi tubuhku. gelap terang di mata rancu ku.