Kisah Sekarku

sentuhan dingin malam
kukenang harum sebuah kisah
kubaca setiap huruf kata kalimat angka
didekap hangat  angan yang kukuh

tiap huruf, kueja jenaka
seperti kelinci jantan berkejaran
dengan betina
tiap kata ,menafsirkan aroma
seperti hujan jatuh menjamah bumi yang haus
dengan mesra
dikalimat, kudengar cerita dongeng
dari angin yang tak pernah menampakkan wujud aslinya
padaku
sesampainya di angka, dihitungnya pelan pelan setiap langkah
dan setiap  nafas
dan setiap detik hari bulan
dan setiap huruf kata kalimat
tawa dan sedihku
juga pertemuan perpisahan pada laki laki maupun perempuan
tak ada angka yang sama
seperti langkah dikenanganku
.......kenanganmu
...........................kenangan kita

aha ini kemarau yang elok
hembusan angin malam mengangkut dingin dari gelap bayang bumi
begitu akrab pada pohon pohon tinggi
riuh mereka menari meniti tali bertepi

oh..
rupanya  hal itu adalah bagian kisah
kemarau dimalam lunta, duduk lelaki kecil dibawah sekoci
bersedekap ia kedinginan dalam gigil polosnya
diingatnya benar benar
jalan laut menuju pulau yang ia tinggalkan

cukup sudah malam itu
karena aku masih ingat betul warna dan jumlah sekoci sekoci anyar
yang kugunakan sebagai atap bersedekapku
dan meliihat busa laut mekar
lahir dan mati semenit kemudian
ditinggal kapal
begitu juga lambaian jemari warga dipelabuhan tepi sana
aku tak melihat sekarku !





dimsa arif
Surakarta, 18/06/2011