marque 1

Selamat Datang (dianjurkan untuk mendengarkan musik pada playlist yang ada)

Thursday, November 17, 2011

Shubuh Kaku


 Shubuh Kaku
(untuk gadis dengan menahan senyumnya)

Waktu tiba, dimana tiada bermula
Di langit, semakin batu 
malam menjadi kaku
Senyum melayang wajah seringai

Wednesday, October 19, 2011

Ibu si Kecil

bertemu tiba-tiba denganmu. wahai  ruh akanan tiba yang menggenggam telunjuk dengan jemari mungil halusmu. senyum menyemburat di seantero wajahmu. kubiarkan terang semakin terang. di hidupku kecilku. kasihku lebih padamu. kau masih saja tersenyum, kasihku. mulutmu melahirkan eja disetiap detik, kemudian tawa manjamu menyusupi sela eja, “aa-yah. a-a-yah.” ahaaaaiii..saat itu sampah harum bagi hidung. sakit nitkmat bagi tubuhku. gelap terang di mata rancu ku. 

Monday, July 4, 2011

Diammu Menopangku

solo utara,
engkau begitu anggun diwaktu malam
mercuri-mercuri yang tak sebanyak bintang
sudah cukup terang sinari yang ada

bukan sekedar catatan, bukan hanya sajak dan cerita

aku.
TAK akan melakukan hal-hal yang tak penting lagi
sedikit kepura-puraan yang bagiku lebih baik jika begitu.
dengan kesengajaan melakukan itu.
kudapati sebutan diriku "TIDAK JELAS"
dan aku berhasil karena telah kusiasati dan kuinginkan. dulu !

dari catatan ini.
AKU AKAN MELAKUKAN HAL HAL YANG JELAS
karena semuanya telah jelas
dan hidup sendiri yang menjelaskan.
juga mengajarkan.

AKU.
takan melakukan hal yang tak penting




termasuk SEKAR.


04-07-2011
(semoga anak ibu, dewasa)






Saturday, June 18, 2011

Kisah Sekarku

sentuhan dingin malam
kukenang harum sebuah kisah
kubaca setiap huruf kata kalimat angka
didekap hangat  angan yang kukuh

tiap huruf, kueja jenaka
seperti kelinci jantan berkejaran
dengan betina

Thursday, June 16, 2011

Pagi Setelah Gerhana

pagi ini ia memanggil
rengkuh hangat mendekap mahkota
beri terik pada jemuran
kering musnah terjang dingin
saat halimun lesap
ia ambil punjut
usap wajahwajah yang berkeringat
menyumbat mata air dikulit

Monday, June 13, 2011

di Tepi Sungai Kami dipertemukan

Sebuah perasaan itu datang lagi, sesungguhnya, sedikitpun dikedalaman ruang benakku  tak ada keberanian untuk kembali menikmati ihwal perasaan padanya. Nadiku terus deras mengalir, degup yang berdetak kencang merekatkan kulit disekujur tubuh, termasuk lapisan kulit di wajahku, terus menarik dari dasar seperti kembang layu menjadi tegang jelita. Sejelita mata sayu berbinar cerah, mulut yang tak kunjung diam dari senyum penuh tak percaya.
    Ia duduk di bawah pohon sejuk yang sedari dulu tingginya masih sama, dedaunan jatuh menjangkau tanah di sekitar tubuh yang menghadap sungai bening dari gunung. Aku masih meniliknya dan menimbang keberanian untuk menghampirinya. Sesekali muncul di hatiku, apakah boleh aku merasakan kembali perasaan padanya? kakiku yang tadinya selangkah mendekat berubah arah dan melangkah dua kali. Dan satu pertanyaan datang, Apa benar dia? aku melihat cincin di jari manisnya, tapi tak ada cincin yang kuberi padanya.

Wednesday, June 1, 2011

AJARAN BUNDA


Mencintai keluarga memang keharusan, rasa itu lahir dengan sendirinya bersamaan pula dengan lahirnya setiap manusia, atau,  sebelum manusia lahir? Karena manusia diciptakan dengan bumbu bumbu itu, telah jatuh sari wangi keikhlasan pertemuanan adam dan hawa sejak bertemu maupun sesudahnya.
                           
                                ***

    Selama ia sakit, tubuh mungilnya tetap bersih, karena kulit yang melapisi daging-dagingnya adalah sutra tersendiri bagi mereka yang menyayangi. Pagi sangat cerah, bulu bulu sutra menari halus tapi tak sehalus rambutnya yang lurus sepinggang, hanya saja rambut tak terurai benar tersentuh bagian pinggang, hanya sebagian yang tersentuh ketika rambut itu seakan menjalar melawati sekat tumpuan badan. Ia duduk di kursi roda, hitam dan kusam. Kata bu Santi, kursi itu sudah 8 tahun belum diganti meskipun sudah reyot pasrah. Ketika ia berumur tiga tahun, seorang nenek terlampau tua  berjalan telanjang kaki dan mendorong kursi itu dari desa, si nenek hanya berpesan, kursi ini untuk membantu cucunya beraktifitas, tersenyum mengikuti anak-anak lain yang berjalan. Sejak itu, nenek tak datang lagi.

Wednesday, May 25, 2011

Siang Seberang Istana

Siang Seberang Istana
(lagu ada di playlist)


Seorang anak kecil bertubuh dekil
Tertidur berbantal sebelah lengan
Berselimut debu jalanan

Rindang pohon jalan menunggu rela
Kawan setia sehabis bekerja
Siang di seberang sebuah istana
Siang di seberang istana sang raja


Kotak semir mungil dan sama dekil
Benteng rapuh dari lapar memanggil
Gardu dan mata para penjaga
Saksi nyata yang sudah terbiasa


Tamu negara tampak terpesona
Mengelus dada gelengkan kepala
Saksikan perbedaan yang ada


Sombong melangkah istana yang megah
Seakan meludah diatas tubuh yang resah
Ribuan jerit didepan hidungmu (matamu)
Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu


Gema azan ashar sentuh telinga
Buyarkan mimpi sikecil siang tadi
Dia berdiri malas melangkahkan kaki
Diraihnya mimpi digenggam tak dilepaskan lagi


iwan-fals

Tuesday, April 19, 2011

Gandari

Gandari

Lima hari sebelum ibu para Kurawa itu membalut matanya dengan sehelai kain hitam, mendampingi suaminya, raja buta itu, sampai kelak, beberapa detik sebelum ajal…
la, yang tak ingin lagi melihat dunia, sore itu
menengok ke luar jendela buat terakhir kalinya:
Sebuah parit merayap ke arah danau. Dua ekor tikus mati,
hanyut. Sebilah papan pecah mengapung.
Sebatang ranting tua mengapung.
Di permukaan telaga, di utara, dua orang
mengayuh jukung yang tipis, dengan
dayung yang putus asa.

Sunday, April 17, 2011

ANAK INGUSAN DAN PETANG

Add caption
ANAK INGUSAN dan PETANg


sebelum petang, ketika senja di ujung tongkat, pemuda-pemuda kampung membereskan diri masing-masing , duduk bercerita, dicampuri canda tawa iseng tanda permainan sepak bola sore itu telah bubar. Ontel-ontel lawas mengantre sepanjang jalan di samping lapangan, menambah ramai sore itu ketika saling lempar salam terjadi oleh para pemuda dan para pengayuh rante ontel. Desa bekonang memang desa yang ramah, orang orang akan saling menyapa jika bertemu. Setiap sore sebelum petang, jalan penghubung desa dan kota dipenuhi orang lalu lalang, yang berjalan kaki membawa peralatan sawah adalah petani, pejalan kaki telanjang dada adalah pemuda sehabis main bola, pengguna ontel yag kebanyakan gadis-gadis adalah buruh pabrik kota, sedangkan gadis yang lain di rumah mereka menggarap hal-hal yang laak dilakukan ibu rumah tangga. Rutinitas penduduk desa terlihat jelas di tanggul atas lapangan.

Friday, April 15, 2011

TUDUNG SURGA DETIK ITU


 Tudung Surga Detik Itu ( Detik di Kleco )


pertemuan adalah sesuatu yang singkat
seperti teguk air tanpa sapa oleh lidah
sedetik itu, alir pertemukan kaca dan belah bibir
merah mencumbu bias bias beling
dan detik detikpun mewarna
menjadi memori ayu
bergaun penuh lekuk bak ombak patuh
karena angin

SURAT CINTA

Surat Cinta

Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur yang gaib,
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
Wahai, dik Narti,
aku cinta kepadamu !

Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya,
Wahai, dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku !

Thursday, April 14, 2011

TEMBANG PENENTRAM TANGIS

seperti tentara berbaris
kita bisa melakukannya melalui malam
karena kita akan melihat sosok matahari
kunang-kunang satu-satunya yang kita miliki

dengan keinginan kita melihat matahari.
melalui saat saat buruk
melalui hari hari panjang
melalui malam keras.
bergegap melihat matahari.

Wednesday, April 13, 2011

AKU INGIN HIDUP SELAMANYA

Sekar, sekar, sekar
sekar?
itukah kau? yah, yang mengeluarkan caya terang
menelanjangi retinaku yang terinjak injak anjing lalu
kau sekar? yah, ia senantiasa melantunkan sebait cinta cakrawala
menyumbat arus kata kata nirwana tersangkut di tenggorokanku
Apa kau sekar?

Dua puluh lima anak kecil kebanggaan kamung
main petak umpet waktu senja duduk
ia sembunyi dalam angan
walau ia tau, hormatnya sebanding ratu ratu agung
tetapi ratu menyatu dengan lumpur, lumur mensuci
harum semerbak kasturi

PELANGI TERAS MASJID

Pelangi Teras Masjid

Duduk di teras masjid kampus
Teduh mengguling angan, teduh teroyak
Di teras, si hawa duduk
Bertudung pink kemeja kain pelangi
Membuatku duduk iseng berwarna
Dan daun2 hijau terus menertawai
Angin iring siul ejekan,
mereka tau malam Nanti ku kan merindu,

dimsa arif,  kampusku, 07-03-2011

BISIK ANEH TENTANG KAU

Bisik Aneh Tentang Kau

kamu adalah satu dalam pikiranku
terpikir olehku dirimu
menyemangatiku
untuk melindungimu
mungkin ini tampak aneh untukmu
bahkan semua orang tertawa tak percaya
hahahaha uwwaaahhaaa uwaahaaa hahahahaha hahahaha
haaaaahaa haahahahahaha haa haa ha haaa haha haha
hahaha ha haha ha ha ha ha ha haa hhhhhhh h h h
lelucon konyol kata mereka

WANITA MENULIS DIAM DIAM

 
Angin masuk lewat tingkap
Ke dalam kamar perempuan di atas kasur
ia menulis diam-diam satu waktu
Dengan wajah tertunduk
Dan angin menghempasnya rambut teruarai
ia menangis, bukan tangisan palsu
lantaran ia sendiri

suara jangkrik berdendang meranting
merambat sampai anting
tentang perjanjian dengan malam dimana ia
bisa menangis sambil diam-diam menulis
dengan malam
tentang perjanjian dengan hatinya dimana ia
bisa tersenyum sipu malu teringat madu dulu
dengan takdir